Pendidikan

Teori Belajar Kognitivistik

GuruOnlinee.com – Halo sobat cerdas, dalam artikel ini kita akan membahas tentang Teori Belajar Kognitivistik. Apa sih itu Teori Belajar Kognitivistik? Bagaimana pendapat para ahli seputar Teori Belajar Kognitivistik? Bagaimana implikasi Teori Belajar Kognitivistik dalam proses pembelajaran? Untuk mengetahuinya, yuk simak penjelasan berikut!

Dalam dunia pendidikan telah dikenal berbagai macam teori belajar, namun teori yang paling populer ada 4 yaitu, teori belajar behavioristik, kognitivistik, konstruktifistik, dan humanistik. Pada artikel kali ini, kita akan fokus membahas teori belajar Kognitivistik.

A. Pengertian Teori Belajar Kognitivistik

Istilah Kognitivistik berasal dari kata “Cognition” yang mempunyai kesamaan dengan kata “knowing” yang berarti mengetahui. Sedangkan menurut KBBI kognition/kognisi adalah proses untuk memperoleh pengetahuan.

Teori belajar kognitivistik adalah teori yang menekankan pada pengaruh pemikiran dan proses mental terhadap perilaku seseorang. Teori ini menganggap bahwa belajar merupakan proses yang terjadi dalam akal pikiran manusia.

Penganut aliran teori belajar kognitif menyatakan bahwa belajar ialah hasil interaksi yang terus-menerus antara individu dan lingkungan. Teori ini mengungkapkan bahwa belajar adalah hasil interaksi mental dengan lingkungan sekitar sehingga menghasilkan perubahan pengetahuan atau perilaku.

Teori Belajar ini berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan aspek-aspek kejiwaan lainnya.

Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajarnya. Belajar sendiri merupakan aktifitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.

B. Pendapat Para Ahli tentang Teori Belajar Kognitif

1. Jean Piaget (1896-1980)

Piaget berpendapat bahwa perkembangan kognitif merupakan proses genetik, yaitu suatu proses yang terjadi berdasarkan mekanisme biologis perkembangan sistem syaraf.

Semakian meningkatnya usia suatu individu, maka semakin meningkat pula kompleksitas susunan sel syarafnya sehingga akan meningkatkan kemampuannya dalam berpikir.

Piaget mengemukakan bahwa secara umum semua individu berkembang melalui urutan yang sama, meskipun jenis dan tingkat pengalaman mereka berbeda satu sama lainnya.

Menurut Piaget, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik.

Jean Piaget membagi 4 tahap dalam perkembangan kognitif manusia, yakni dimulai dari tahap sensorimotor, tahap pre-operasional, tahap operasional konkrit, dan tahap operasional formal. Perhatikan gambar berikut:

2. Jerome Bruner (1915-2016)

Bruner berpendapat bahwa belajar bermakna hanya dapat terjadi melalui penemuan. Pengetahuan yang diperoleh melalui penemuan akan bertahan lama, dan mempunyai efek transfer yang lebih baik. 

Bruner juga mengatakan bahwa pengetahuan terdahulu yang digabung dengan pengetahuan terbaru akan menghasilkan reorganisasi dan struktur kognitif yang mampu menciptakan informasi baru.

Bruner mengemukakan bahwa belajar melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir bersamaan. Ada tiga proses kognitif yang terjadi dalam belajar, yaitu:

  1. Tahap Informasi, yaitu tahap awal untuk memperoleh pengetahuan atau pengalaman baru,
  2. Tahap Transformasi, yaitu tahap memahami dan menganalisis pengetahuan baru serta mentransformasikan dalam bentuk informasi baru,
  3. Tahap Evaluasi, yaitu untuk mengetahui apakah hasil transformasi pada tahap kedua tadi benar atau tidak.

Di dalam proses pembelajaran, teori Bruner memiliki beberapa tahap yaitu tahap enaktif, tahap ikonik dan tahap simbolik. Berikut penejalasannya:

  1. Tahap Enaktif, yaitu tahap dimana seseorang melakukan observasi dengan cara mengalami secara langsung suatu realitas. Pada tahap ini anak belajar sesuatu pengetahuan di mana pengetahuan itu dipelajari secara aktif, dengan menggunakan benda-benda konkret atau menggunakan situasi yang nyata, pada penyajian ini anak tanpa menggunakan imajinasinya atau kata-kata. Ia akan memahami sesuatu dari berbuat atau melakukan sesuatu.
  2. Tahap ikonik, yaitu tahap dimana peserta didik melakukan suatu observasi terhadap suatu realitas, tetapi tidak dengan secara langsung mengalami, ia cukup melakukannya melalui sumber-sumber sekunder seperti tulisan atau gambar-gambar. Tahap ikonik juga dapat diartikan sebagai tahap pembelajaran sesuatu pengetahuan di mana pengetahuan itu direpresentasikan dalam bentuk bayangan visual, gambar, atau diagram, yang menggambarkan kegiatan kongkret atau situasi kongkret yang terdapat pada tahap enaktif tersebut di atas (tahap pertama).
  3. Tahap simbolik, yaitu tahap dimana peserta didik membuat abstraksi berupa teori-teori, penafsiran, analisis dan sebagainya, terhadap realitas yang telah diamati dan dialami.

3. David Paulus Ausubel (1918-2008)

Menurut Asubel bahan pelajaran yang dipelajari haruslah “bermakna” artinya bahan pelajaran itu harus cocok dengan kemampuan peserta didik dan harus relevan dengan struktur kognitif yang dimiliki siswa.

Olehhya itu, pelajaran harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah dimiliki peserta didik, sehingga konsep-konsep baru tersebut benar-benar terserap olehnya. Sehingga dengan demikian faktor intelektual dan emosional peserta didik dapat terlibat dalam kegiatan pembelajaran.

Ausubel menentang pendapat yang mengatakan bahwa metode penemuan dianggap sebagai suatu metode mengajar yang baik karena bermakna, dan sebaliknya metode ceramah adalah metode yang kurang baik karena merupakan belajar menerima.

Menurut Ausubel baik metode penemuan maupun metode ceramah bisa menjadi belajar menerima atau belajar bermakna, tergantung dari situasinya.

Ausubel membagi dua jenis belajar yaitu: Belajar Bermakna dan Belajar Menghafal. Berikut penjelasannya:

  1. Belajar Bermakna (Meaningfull Learning), yaitu belajar dapat dikatakan bermakna apabila informasi yang akan dipelajari peserta didik disusun sesuai dengan struktur kognitif yang dimiliki peserta didik itu sehingga mereka dapat mengaitkan informasi barunya dengan struktur kognitif yang dimilikinya.
  2. Belajar Menghafal (Rote Learning), bila struktur kognitif  yang cocok dengan fenomena baru itu belum ada maka informasi baru tersebut harus dipelajari secara menghafal.

C. Penggunaan Teori Belajar Kognitif dalam Proses Pembelajaran

Berikut pendapat Ormrod mengenai penggunaan teori belajar kognitif dalam proses pembelajaran:

  1. Dorong peserta didik untuk berpikir tentang materi pelajaran dengan cara yang akan membantu mereka mengingatnya. Contoh ketika mengenalkan cara penggunaan alat ukur, minta peserta untuk memberikan contoh alat ukur.
  2. Bantu peserta didik mengindentifikasi hal-hal yang paling penting bagi mereka untuk
    dipelajari. Contoh berikan pertanyaan penting kepada peserta didik yang harus mereka jawab melaluai membaca teks. Buat pertanyaan yang meminta mereka menerapkan apa yang mereka baca dalam kehidupan mereka sendiri.
  3. Berikan pengalaman yang akan membantu peserta didik memahami topik-topik yang mereka
    pelajari. Seperti melakukan percobaan di labolatorium.
  4. Kaitkan informasi umum yang mungkin sudah diketahui peserta didik dengan informasi baru yang akan mereka pelajari.
  5. Pertimbangkan kelebihan dan keterbatasan kemampuan pemrosesan kognitif peserta didik pada tingkat usia berbeda.
  6. Rencanakan kegiatan-kegiatan kelas yang membuat peserta didik secara aktif berpikir di kelas.

Demikianlah pembahasan kita tentang Teori Belajar Kognitivistik. Terima kasih, semoga bermanfaat.

Baca juga: Teori Belajar Behavioristik

Referensi:

Anidar, J. (2017). Teori belajar menurut aliran kognitif serta implikasinya dalam pembelajaran. Jurnal Al-Taujih: Bingkai Bimbingan dan Konseling Islami3(2), 8-16.

Nurhadi, N. (2020). Teori Kognitivisme serta Aplikasinya dalam Pembelajaran. EDISI, 2(1), 77-95.

Ormrod, Jeanne Ellis. 2009. Psikologi Pendidikan: Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang. Edisi Keenam. Alih Bahasa: Wahyu Indianti, dkk. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Tags: belajar
mr.ilmi

Lihat Komentar

Artikel Terbaru

Stoikiometri Senyawa

GuruOnlinee.com - Halo sobat cerdas, dalam artikel ini kita akan membahas materi tentang Stoikiometri Senyawa. Apa sih itu Stoikiometri Senyawa?…

2 weeks ago

Konsep Mol dan 3 Contoh Soal

GuruOnlinee.com - Halo sobat cerdas, dalam artikel ini kita akan membahas Konsep Mol. Apa sih itu Mol? Bagaimana cara menyelesaikan…

2 weeks ago

Hukum Dasar Kimia dan 2 Contoh Soal

GuruOnlinee.com - Halo sobat cerdas, dalam artikel ini kita akan mempelajari mengenai Hukum-hukum Dasar Kimia, yang meliputi Hukum Lavoiser, Hukum…

2 weeks ago