GuruOnlinee.com – Halo sobat cerdas, dalam artikel ini kita akan membahas tentang Teori Belajar Behavioristik. Apa sih itu Teori Belajar Behavioristik? Bagaimana pendapat para ahli seputar Teori Belajar Behavioristik? Apa saja Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Behavioristik? Untuk mengetahuinya, yuk simak penjelasan berikut!
Dalam dunia pendidikan telah dikenal berbagai macam teori belajar, namun teori yang paling populer ada 4 yaitu, teori belajar behavioristik, kognitif, konstruktifistik, dan humanistik. Pada artikel kali ini, kita akan fokus membahas teori belajar Behavioristik.
Menurut Teori Behavioristik, belajar adalah perubahan perilaku peserta didik sebagai hasil dari proses pembelajaran. Perubahan perilaku tersebut terjadi karena adanya interaksi antara stimulus dan respon.
Stimulus adalah sesuatu yang diberikan guru kepada peserta didik, sedangkan respon adalah reaksi peserta didik terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut.
Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon.
Oleh karena itu, untuk melihat hasil pembelajaran peserta didik dapat dilakukan dengan mengidentifikasi apakah terdapat perubahan perilaku oleh peserta didik atau tidak.
Peserta didik dapat dikatakan belajar jika ia mengalami perubahan perilaku yang berorientasi pada perilaku yang lebih baik.
Adapun prinsip‐prinsip teori behavioristik adalah:
Menurut Asfar dkk, terdapat empat prinsip filosofis utama dalam pengembangan teori behavioristik ini yaitu :
Para ahli banyak yang mendefinisikan Teori Belajar Behavioristik, diantara para ahli tersebut adalah sebagai berikut:
Thorndike berpendapat bahwa belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Dimana stimulus adalah sesuatu yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera.
Sedangkan respon merupakan reaksi yang munculkan ketika peserta didik belajar, yang juga dapat berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan.
Thorndike mengembangkan teorinya berdasarkan hasil penelitian yang dilakukannya pada kucing yang dikurung di dalam sebuah kotak. Kucing tersebut harus mencari jalan keluar dari kotak tersebut dengan mencoba berbagai macam cara, seperti mencoba membuka pintu atau mencoba menembus dinding kotak.
Thorndike menemukan bahwa kucing tersebut akan terus mencoba berbagai macam cara sampai ia menemukan cara yang tepat untuk keluar dari kotak.
Thorndike menyimpulkan bahwa perilaku yang diikuti oleh hasil yang positif akan terus dilakukan, sedangkan perilaku yang diikuti oleh hasil yang negatif akan tidak dilakukan lagi.
Penelitian tersebut menghasilkan konsep yang disebut “Hukum Efek”, yang menyatakan bahwa perilaku yang diikuti oleh hasil yang positif akan terus dilakukan kembali, sedangkan perilaku yang diikuti oleh hasil yang negatif akan dihilangkan.
Menurut Watson, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus berbentuk perilaku yang dapat diamati dan dapat diukur.
Teori belajar behavioristik Watson juga menekankan pada konsep kondisioning klasik, yang menyatakan bahwa individu dapat belajar menghubungkan stimulus yang tidak terkait secara langsung dengan respon yang diinginkan melalui proses latihan yang terus-menerus.
Misalnya, jika seekor anjing dilatih untuk mengantuk setiap kali mendengar nada bel, maka nada bel tersebut dapat menjadi stimulus yang akan menyebabkan anjing tersebut mengantuk, meskipun nada bel tersebut tidak terkait secara langsung dengan rasa lapar atau kelelahan.
Hull juga menggunakan variabel hubungan antara stimulus dan respon dalam menjelaskan makna tentang belajar.
Teori belajar behavioristik yang dikemukakan oleh Hull dipengaruhi oleh adanya teori evolusi Charles Darwin, bagi Hull seluruh perilaku itu berfungsi untuk menjaga kelangsungan hidup. Maka dari itu, teori hull mengatakan bahwa kebutuhan biologis dan pemuasan kebutuhan biologis berada dalam posisi sentral.
Hull mengembangkan konsepnya yang disebut “Hukum Drive”, yang menyatakan bahwa tingkah perilaku manusia dipengaruhi oleh kebutuhan yang muncul dari dalam diri individu (misalnya, keinginan untuk makan atau tidur).
Ia menyatakan bahwa perilaku akan terus dilakukan sampai kebutuhan atau keinginan tersebut terpenuhi, dan akan terus terjadi sampai kebutuhan atau keinginan tersebut hilang atau terpenuhi.
Guthre juga menggunakan hubungan stimulus dan respon untuk menjelaskan terjadinya proses belajar. Namun ia berpendapat bahwa stimulus tidak harus berhubungan dengan kebutuhan atau pemuasan biologis sebagaimana yang dijelaskan oleh Hull.
Hubungan antara stimulus dan respon bersifat sementara, oleh karena dalam kegiatan belajar peserta didik perlu sesering mungkin diberi stimulus agar hubungan stimulus dan respon bersifat lebih kuat dan menetap.
Guthrie juga percaya bahwa hukuman (punishment) memegang peranan penting dalam proses belajar. Hukuman yang diberikan pada saat yang tepat akan mampu mengubah perilaku seseorang.
Skinner berpendapat bahwa hubungan antara stimulus dan respon terjadi melalui interaksi dengan lingkungannya, yang kemudian akan menimbulkan perubahan perilaku.
Ia mengemukakan bahwa respon yang diterima seseorang tidak sesederhana itu, karena stimulus-stimulus yang diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi tersebut akan memengaruhi respon yang dihasilkan. Respon yang diberikan ini memiliki konsekuensi-konsekuensi.
Konsekuensi-konsekuensi tersebut nantinya akan memengaruhi perilaku. Oleh karena itu untuk memahami perilaku seseorang secara benar harus memahami hubungan antara stimulus yang satu dengan lainnya, serta memahami konsep yang mungkin dimunculkan dan berbagai konsekuensi yang mungkin timbul akibat respon tersebut.
Hadirnya berbagai macam teori-teori belajar tentunya akan menghadirkan pula berbagai kelebihan dan kekurangan pada masing-masing teori belajar. Berikut penjelasan mengenai kelebihan dan kekurangan teori belajar behavioristik.
Abdurakhman dan Rusli berpendapat bahwa teori behavioristik memiliki kelebihan-kelebihan seperti berikut:
Selain kelebihan yang dimiliki teori behavioristik, teori tersebut juga memiliki kekurangan-kekurangan yakni:
Demikianlah pembahasan kita tentang Teori Belajar. Terima kasih, semoga bermanfaat.
Referensi:
Abdurakhman, O., & Rusli, R. K. (2017). Teori Belajar dan Pembelajaran. DIDAKTIKA TAUHIDI: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2-1.
Asfar, A. M. I. T., A. M. I. A. Asfar, and Mercy F. Halamury. “Teori Behaviorisme.” Makasar: Program Doktoral Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Makassar (2019).
GuruOnlinee.com - Halo sobat cerdas, dalam artikel ini kita akan membahas materi tentang Stoikiometri Senyawa. Apa sih itu Stoikiometri Senyawa?…
GuruOnlinee.com - Halo sobat cerdas, dalam artikel ini kita akan membahas Konsep Mol. Apa sih itu Mol? Bagaimana cara menyelesaikan…
GuruOnlinee.com - Halo sobat cerdas, dalam artikel ini kita akan mempelajari mengenai Hukum-hukum Dasar Kimia, yang meliputi Hukum Lavoiser, Hukum…
Lihat Komentar