Fisika 10

5 Aturan Angka Penting

GuruOnlinee.com – Halo sobat cerdas, dalam artikel ini kita akan membahas tentang Angka Penting. Apa sih itu Angka Penting? Lalu apa saja aturan-aturan dari Angka Penting tersebut? Untuk menjawabnya, yuk simak penjelasan berikut!

1. Notasi Ilmiah

Ukuran benda dialam semesta terbentang mulai dari ukuran mikro ke ukuran makro, ukuran yang sangat kecil hingga ukuran yang sangat besar, sebagai contoh ukuran massa atom dan ukuran massa bumi. Penulisan hasil pengukuran massa yang sangat kecil dan yang sangat besar ini memerlukan angka yang banyak dan tempat yang lebar, dan sering kali salah dalam penulisannya. Untuk mengatasi masalah tersebut, kita dapat menggunakan Notasi Ilmiah.

Hasil pengukuran dapat dinyatakan dalam notasi ilmiah seperti bentuk berikut:

Keterangan :

a : Bilangan asli 1 – 9, a juga disebut bilangan penting

: disebut orde besar

n : disebut eksponen dan merupakan bilangan bulat

Contoh 1, misalkan massa elektron yang ditulis dalam bentuk desimal kita ubah ke dalam bentuk notasi ilmiah!

= 0,000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 911 kg

Caranya, keser koma ke kanan melalui 31 Angka, maka massa elektron dapat ditulis dengan bentuk notasi ilmiah seperti:

Contoh 2, misalkan massa bumu yang ditulis dalam bentuk desimal kita ubah ke dalam bentuk notasi ilmiah!

= 6 000 000 000 000 000 000 000 000,0 kg

Caranya, geser koma ke kiri melalui 24 Angka, maka massa bumi dapat ditulis dengan bentuk notasi ilmiah seperti berikut:

2. Aturan Angka Penting

Angka Penting (AP) merupakan banyaknya digit yang diperhitungkan di dalam suatu kuantitas yang diukur atau dihitung. Ketika aturan angka penting digunakan, maka hasil pengukuran akan terdiri dari angka eksak dan satu angka terakhir yang merupakan angka diragukan.

Berikut beberapa aturan yang harus diperhatikan dalam menuliskan angka penting:

  1. Angka penting terdiri dari semua angka yang bukan nol di antaranya 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Sebagai contoh, angka 125.355 terdiri dari enam angka penting.
  2. Angka 0 (nol) yang dituliskan di belakang angka bukan nol adalah bukan angka penting. Sebagai contoh, angka 25.000 memiliki dua angka penting yaitu 2 dan 5.
  3. Angka 0 (nol) yang berada di antara dua angka bukan nol adalah angka penting. Sebagai contoh, angka 307.000 memiliki tiga angka penting yaitu 3, 0, dan 7.
  4. Angka 0 (nol) yang berada di depan angka bukan nol tidak dianggap sebagai angka penting. Sebagai contoh, angka 0,00045 memiliki dua angka penting yaitu 4 dan 5.
  5. Angka 0 (nol) yang dituliskan dibelakang tanda desimal dan didahului oleh angka bukan nol adalah angka penting. Sebagai contoh, angka 14,200 memiliki lima angka penting yaitu 1, 4, 2, 0, dan 0.

Konsultasikan tugas kamu secara gratis melalui tombol berikut :

Tetap terhubung & ikuti kami di media sosial untuk mendapatkan informasi tentang kami :

Facebook Page & Instagram

3. Berhitung dengan Angka Penting

Saat angka-angka dijumlahkan atau dikurangi, jumlah letak desimal pada hasilnya harus sama dengan jumlah letak desimal terkecil dalam persamaan tersebut.

a. Penjumlahan Angka Penting

Saat angka dijumlahkan, maka jumlah letak desimal pada hasilnya harus sama dengan jumlah letak desimal terkecil dalam besaran-besaran tersebut.

Contoh 1

5,43 + 0,243 = . . . ? (Angka 5,43 memiliki dua desimal, sedangkan 0,243 memiliki tiga desimal, maka hasil penjumlahannya harus mengandung dua desimal)

Dalam perhitungan biasa 5,43 + 0,243 akan menghasilkan jawaban 5,673. Akan tetapi ketika kita menggunakan aturan Angka Penting maka hasilnya akan menjadi 5,67.

5,43 + 0,243 = 5,67

Contoh 2

3,3463 + 0,11 = . . . ? (Angka 3,3463 memiliki empat desimal, sedangkan 0,11 memiliki dua desimal, maka hasil pengurangannya harus mengandung dua desimal)

Dalam perhitungan biasa 3,3463 – 0,11 akan menghasilkan jawaban 3,2363. Akan tetapi ketika kita menggunakan aturan Angka Penting maka hasilnya akan menjadi 3,24 (dibulatkan supaya hanya mengandung dua desimal)

3,3463 – 0,11 = 3,24

b. Pengurangan Angka Penting

Saat angka dikurangkan, maka jumlah letak desimal pada hasilnya harus sama dengan jumlah letak desimal terkecil dalam besaran-besaran tersebut.

Contoh 1

4,43 – 0,2 = . . . ? (Angka 4,43 memiliki dua desimal, sedangkan 0,2 memiliki satu desimal, maka hasil pengurangannya harus mengandung satu desimal)

Dalam perhitungan biasa 4,43 – 0,2 akan menghasilkan jawaban 4,23. Akan tetapi ketika kita menggunakan aturan Angka Penting maka hasilnya akan menjadi 4,2.

4,43 – 0,2 = 4,3

Contoh 2

5,999 – 0,33 = . . . ? (Angka 5,999 memiliki tiga desimal, sedangkan 0,33 memiliki dua desimal, maka hasil pengurangannya harus mengandung dua desimal)

Dalam perhitungan biasa 5,999 – 0,33 akan menghasilkan jawaban 5,669. Akan tetapi ketika kita menggunakan aturan Angka Penting maka hasilnya akan menjadi 5,67 (dibulatkan supaya hanya mengandung dua desimal)

5,999 – 0,33 = 5,67

c. Perkalian Angka Penting

Saat mengalikan beberapa besaran, maka jumlah angka penting pada jawaban akhir harus sama dengan jumlah angka penting dalam besaran yang angka pentingnya paling sedikit.

Contoh

3,4244 x 1,24 = . . . ? (Angka 3,4244 memiliki lima Angka Penting, sedangkan 1,24 memiliki tiga Angka Penting, maka hasil perkaliannya harus mengandung tiga Angka Penting)

Dalam perhitungan biasa 3,4244 x 1,24 akan menghasilkan jawaban 4,264 256. Akan tetapi ketika kita menggunakan aturan Angka Penting maka hasil akan menjadi 4,26.

3,4244 x 1,24 = 4,26

d. Pembagian Angka Penting

Saat membagi beberapa besaran, maka jumlah angka penting pada jawaban akhir harus sama dengan jumlah angka penting dalam besaran yang angka pentingnya paling sedikit.

Contoh

12,8112 : 1,20 = . . . ? (Angka 12,8112 memiliki enam Angka Penting, sedangkan 1,20 memiliki tiga Angka Penting, maka hasil pembagiannya harus mengandung tiga Angka Penting)

Dalam perhitungan biasa 12,8112 : 1,20 akan menghasilkan jawaban 10,676. Akan tetapi ketika menggunakan aturan Angka Penting maka hasil akan menjadi 10,7 (dibulatkan supaya hanya mengandung tiga angka penting)

12,8112 : 1,20 = 10,7

e. Pangkat dan Akar Angka Penting

Jumlah hasil akhir pada operasi Pangkat dan Akar, harus sama dengan jumlah Angka Penting pada bilangan yang sedang dihitung.

Contoh 1

(Angka 1,2 memiliki dua angka penting, maka hasil pangkatnya harus mengandung dua angka penting)

Dalam perhitungan biasa akan menghasilkan jawaban 1,44. Akan tetapi ketika menggunakan aturan Angka Penting maka hasil akan menjadi 1,4.

Contoh 2

(Angka 6,25 memiliki tiga angka penting, maka hasil akarnya harus mengandung tiga angka penting)

Dalam perhitungan biasa akan menghasilkan jawaban 2,5. Akan tetapi ketika menggunakan aturan Angka Penting maka hasil akan menjadi 2,50.

Demikianlah pembahasan kita terkait Angka Penting. Terima kasih, semoga bermanfaat.

Untuk memahami fisika lebih dalam, yuk baca berbagai materi fisika SMA pada halaman website ini dengan mengklik: Materi Fisika SMA

Tags: pengukuran
mr.ilmi

Artikel Terbaru

Stoikiometri Senyawa

GuruOnlinee.com - Halo sobat cerdas, dalam artikel ini kita akan membahas materi tentang Stoikiometri Senyawa. Apa sih itu Stoikiometri Senyawa?…

2 weeks ago

Konsep Mol dan 3 Contoh Soal

GuruOnlinee.com - Halo sobat cerdas, dalam artikel ini kita akan membahas Konsep Mol. Apa sih itu Mol? Bagaimana cara menyelesaikan…

2 weeks ago

Hukum Dasar Kimia dan 2 Contoh Soal

GuruOnlinee.com - Halo sobat cerdas, dalam artikel ini kita akan mempelajari mengenai Hukum-hukum Dasar Kimia, yang meliputi Hukum Lavoiser, Hukum…

2 weeks ago